Senin, 19 Januari 2009

Kisah German Sterligov


German Sterligov menjadi satu dari puluhan orang superkaya Rusia yang belum kehilangan sesen pun dari koceknya akibat krisis finansial global.

Ada sebuah kiat jitu yang membuat Sterligov selamat dari badai krisis ekonomi global saat ini. Pria yang dulu pernah menjadi bocah ajaib dalam ekonomi pasar Rusia yang masih muda ini memilih keluar dari dunia bisnis. Apa yang dilakukannya?



Dia mulai memelihara domba serta hewan ternak lain di dua peternakan di luar Moskow. "Kami bagaikan ayam bertelur di dalam padi jika dibandingkan dengan sebuah kelompok.Saya punya 100 ekor domba, seekor kuda, seekor sapi, beberapa ekor ayam dan kambing," ujar Sterligov kepada The  associated Press.

Saat ini Sterligov, 41, sedang mempromosikan skema barter elektronik untuk perdagangan komoditas yang dia klaim dapat menyelamatkan sistem keuangan Rusia yang sedang tenggelam.

Meski begitu, dia tidak punya rencana kembali ke jalan kapitalis tradisional. Dia mengatakan,mantan koleganya yang superkaya dan mencintai kemewahan akan segera melihat kebaikan dari sebuah
kesederhanaan yang berkecukupan.

Di kabin kayu, tempat tinggal Sterligov,sekitar 100 km arah barat laut Moskow, di suatu siang,  beberapa ayam sedang mengais-ais salju di halaman depan saat pria berjenggot itu mengomeli empat putranya yang berusia 4-12 tahun karena lupa memberi makan ayam dan mengacak- acak kompor.

Istrinya, Alyona Sterligova, yang mengenakan kerudung tradisional Ortodoks Rusia dan putrinya yang masih remaja membantunya di peternakan itu. Sampai 2004, Sterligov masih seorang taipan dengan
ratusan juta dolar dalam rekening bank, puluhan bisnis, kantor di Wall Street dan London, serta sebuah vila di Rublyovka, kawasan di pinggiran Moskow yang diperuntukkan bagi kaum superkaya.

Bisnisnya beragam, dari berdagang komoditas hingga memproduksi film. "Sangat mudah mengatakan apa yang tidak kami lakukan: kami tidak pernah menjual narkoba," ujarnya. Sekarang, dia dan keluarganya sibuk bertanam sayuran, memelihara domba, kambing, dan ayam serta membuat balai-balai yang dia jual kepada sebuah perusahaan mebel Rusia.

Dia juga menjual domba dan mempekerjakan dua pegawai untuk membantunya di peternakan,tapi sebagian besar dari apa yang dia hasilkan digunakan keluarganya. Keluarnya Sterligov dari kehidupan
mewah dimulai ketika dia menantang Vladimir Putin pada Pemilu 2004. Mantan taipan yang kini senang mengenakan sepatu boot kulit cokelat ini mengklaim menghamburkan banyak uang untuk kampanyenya.

Dia lantas pergi entah ke mana setelah pejabat pemilu tidak memberinya tempat di surat suara. Dililit utang dan tidak dilirik Kremlin, Sterligov memutuskan harus keluar dari Moskow. "Saya harus menjual rumah, berikut bisnis, kantor, dan saham," kenangnya. Dia, anak, dan istrinya yang saat itu sedang hamil tujuh bulan meninggalkan Rublyovka pada musim panas tahun itu dan mendirikan sebuah tenda di hutan di luar Moskow. "Itu adalah satu-satunya tempat tinggal gratis," paparnya.

Dari titik itu, dia lantas mengikuti jejak orang kaya lain Rusia dari beberapa abad sebelumnya, termasuk penulis Leo Tolstoy,yang berusaha kembali ke Rusia untuk mencari kedamaian spiritual dan impian utopia. Dengan hanya berbekal USD100 ribu sisa dari penjualan rumah mewahnya
di Rublyovka, Sterligov membangun tiga rumah kayu sederhana dan membeli beberapa ekor domba.

Sterligov yang kali pertama berhasil mengumpulkan uang jutaan dolar pada usia 24 tahun sudah lama tertarik dengan alam dan idealismenya sendiri. Dia pernah berusaha mempromosikan penghapusan alkohol dalam minuman, sebuah pekerjaan sulit di Rusia yang kebanyakan orang-orangnya adalah peminum alkohol, dan membuat tawaran untuk menjual 50.000 peti mati dari kayu oak kepada Amerika Serikat (AS) sebelum invasi Irak.

Kecintaan Sterligov kepada alam muncul dengan keyakinan agama dan kehidupan sosial yang  benar-benar konservatif: dia mengecam gay, aborsi, dan wanita yang mengenakan celana panjang. Seorang reporter wanita yang baru-baru ini ingin mewawancarainya diminta datang dengan mengenakan rok atau tidak usah datang sama sekali.

Dia juga menolak kehadiran komputer dan TV yang dia sebut memiliki pengaruh buruk pada anak muda. Mantan miliuner ini mengatakan saat ini dia hidup bahagia di balik pagar kawat yang mengelilingi
rumahnya, melindungi keluarganya dari dunia luar yang korup. "Lebih banyak kebebasan di sini. Saya tidak tergantung pada orang lain. Kami benar-benar mandiri," paparnya.

Para guru datang dari Moskow untuk mengajari anak-anak Sterligov bahasa Rusia dan matematika. Untuk bidang studi sejarah, Sterligov sendiri yang mengajari mereka. Dia mengatakan, bidang studi lain
selain tiga bidang studi tersebut tidak memiliki relevansi sama sekali. Anak sulung Sterligov, gadis berusia 18 tahun, saat ini kuliah di Moskow State University mengambil jurusan sejarah.

Meskipun mengasingkan diri dan memiliki pandangan antimaterialistis, Sterligov masih memiliki banyak teman di kalangan jetset Rusia. "Mereka semua cemburu kepada saya.Semuanya benarbenar sadar bahwa mereka adalah tahanan, sedangkan saya bebas. Saya tidak punya orang yang bisa  menyuruh nyuruh saya," bebernya.

Keluarga Sterligov tinggal di Nizhnevasilyevskoye pada musim dingin dan menghabiskan waktu di sebuah peternakan domba di Sloboda, sekitar 20 km dari Nizhnevasilyevskoye. Meskipun tidak suka bisnis besar, Sterligov masih mengenang Rusia di masa 1990-an dengan nostalgia.

"Menarik sekali mengenang masa-masa itu. Saya tidak punya tujuan lain dalam hidup saya selain menjadi kaya. Dan, saya berhasil. Itu olahraga saya," ujarnya.

Kini, dia mengklaim punya solusi untuk krisis ekonomi yang sedang melanda negaranya. Dia dan beberapa rekan bisnisnya telah mendirikan sebuah pusat transaksi komoditas antikrisis dengan cara barter komoditas.

"Ini adalah pengganti uang dengan bentuk elektronik, tidak berhubungan dengan dolar, euro atau rubel," jelasnya. Beberapa bankir investasi di Moskow tampaknya pernah mendengar proyek Sterligov itu
dan sampai saat ini belum ada tanda bahwa Rusia berniat kembali ke perdagangan dengan sistem barter yang umum dilakukan di sana pada 1990-an. Sterligov memprediksi pertanian akan menjadi lahan baru bagi orang-orang kaya di Rusia.

"Banyak dari mereka yang sedang melirik tanah dan sapi sekarang.Logam tak lagi menjadi favorit. Sekarang domba, sapi, gandum, minyak zaitun, dan madu yang menjadi emas,"cetusnya.

Lantas apakah Sterligov secara diam-diam telah masuk kembali sebagai baron dalam industri Rusia? "Kalau saya diancam begini: ambil alih lima pabrik atau kamu ditembak, saya akan jawab: tembak saja saya. Saya tidak menginginkan itu lagi," pungkasnya seraya mengambil sebatang kayu dan memasukkannya ke perapian. sumber : iloveblue.com






0 komentar:

Posting Komentar